Rabu, 25 Juni 2025

REVITALISASI PASAR DI KOTA SURAKARTA

Pendahuluan

Pasar merupakan pusat perdagangan yang memiliki peran penting dalam perkembangan kota. Selain menjadi pusat perdagangan pasar juga memiliki peran sosial, yaitu sebagai tempat interaksi masyarakat. Keberadaan pasar tradisional merupakan salah satu indikator paling nyata dalam kegiatan perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman membuat minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional menjadi menurun dan lebih memilih untuk beralih ke pusat perbelanjaan yang lebih modern (swalayan). Beberapa faktor yang mempengaruhi alasan peraihan tersebut diantaranya kondisi infrastruktur pasar yang kurang memadai, kebersihan tempat yang kurang terpelihara, dan banyaknya pedagang yang memadati area pasar sehingga terkesan tidak teratur. Hal tersebut membuat kesan pada pasar tradisional menjadi kurang nyaman untuk dikunjungi.

Kota Surakarta sebagai salah satu kota yang memiliki sejarah perdagangan yang kuat. Hal ini menghadirkan tantangan bagi pemerintah daerah dalam upaya untuk mempertahankan keberadaan pasar tradisonal di era modern ini. Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah daerah Surakarta ialah melakukan revitalisasi pasar tradisonal. Revitalisai pasar yang dimaksud ialah perubahan pasar secara fisik dan pengelolaanya secara modern yang ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan, kebersihan, dan daya tarik pasar tradisional. Dalam katalog ini akan menampilkan informasi terkait pasar-pasar yang telah direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Surakarta.



Pasar Mebel

Foto Pasar Mebel tahun 2016

Foto Pasar Mebel tahun 2016

Pasar mebel yang berolakasi di Jl. A. Yani Jebres sudah ada sejak tahun 1971, pasar ini telah menjadi pusat aneka mebel berkualitas dan dikenal sebagai salah satu sentra furnitur legendaris di Solo.

Pada tahun 2022 pasar mebel mengalami kebakaran akibat konsleting arus listrik. Namun dari peristiwa tersebut, muncul semangat baru untuk membangun kembali dengan bangunan baru yang lebih modern, nyaman, dan aman untuk para pedagang dan pengunjung pasar mebel. Pemerintah Kota Solo memiliki visi besar untuk mengmbangkan potensi industri kreatif lokal dengan membangun Sentra Industri Kecil Menengah (IKM).

Sentra IKM Gilingan hadir sebagai pusat industri berstandar ekspor dengan fasilitas unggulan seperti area terbuka (landscape), ruang promosi produk, ruang pengelola, joglo tradisonal, serta ruang produksi yang mendukung aktivitas industri kreatif secara optimal. Tempat ini menjadi simbol kebangkitan dan transformasi industri mebel Solo ke arah yang lebih profesional dan kompetitif di pasar global.

Bagi para pelaku usaha yang belum lolos kurasi ekspor, pemerintah telah menyiapkan Sentra IKM Mojo di Jebres, sebuah pusat perdagangan modern dengan fasilitas pendukung sepertti kantor pengelola, pos keamanan, ruang workshop, toilet, kantin, musala, serta sistem hidran pemadam kebakaran untuk menjamin keamanan. 

Dua sentra IKM ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam mendorong UMKM naik kelas, menciptakan ruang yang layak, nyaman, dan inspiratif bagi kemajuan industri kreatif mebel.

 Pasar Mebel Gilingan 

Tampak Depan Depan Pasar Mebel Gilingan 

Tampak Depan Lobi Masuk Pasar Mebel Gilingan 

Tampak Samping Pasar Mebel Gilingan 

Pasar Mebel Mojo

Tampak Depan Pasar Mebel Mojo

Sumber Foto: https://www.detik.com/jateng/bisnis/d-7046286/penampakan-pasar-mebel-mojo-solo-yang-diklaim-sudah-hampir-rampung

Tampak Depan Lobi Masuk Pasar Mebel Mojo

Tampak Samping Pasar Mebel Mojo

Tampak Samping Pasar Mebel Mojo


Pasar Klewer

Pasar klewer di masa lalu merupakan tempat bangsawan kerajaan dan pejabat memarkir keretanya saat berkunjung ke keraton. Sebab itu tempat ini disebut “Pakretan”, yaitu tempat menaruh kereta. Pada waktu itu terjadi aktivitas perdagangan di sini meski belum ada bangunan fisiknya. Para pedagang berjualan dengan membawa dagangannya disampirkan di pundak menjulur ke bawah sehingga dari kejauhan barang dagangan terlihat berkleweran. Klewer pun menjadi sebutan baru untuk tempat perdagangan di lokasi ini. 

Pasar ini berkembang lebih dan dibangun menjadi pasar permanen bertingkat dua yang diresmikan presiden Soeharto pada tanggal 9 Juni 1971. Pasar Klewer saat ini memiliki luas bangunan sekitar 6.800 M². Pasar Klewer memiliki kios mencapai 2.218 unit. Pasar Klewer menjadi pusat batik dan tekstil besar di Jawa Tengah, sekaligus ikon ekonomi dan wisata kota solo. Sejak bulan november 2012, pasar klewer ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemkot surakarta

Pasar klewer terkenal sebagai pusat grosir tekstil dan batik yang besar di Jawa Tengah, bahkan di Indonesia. Pasar klewer merupakan pusat batik terlengkap dengan kualitas dan harga yang bervariasi, dapat melakukan pembelian dalam bentuk grosir dan eceran, serta menyediakan produk tekstil lain. Inilah daya tarik utama pasar klewer. Lokasi Pasar Klewer juga strategis, berdekatan dengan Keraton Kasunanan Surakarta dan Masjid Agung Surakarta. Hal ini tentu memberikan pengalaman berbelanja sekaligus eksplorasi yang unik dengan nuansa sejarah dan budaya jawa yang kental. Jika mengunjungi solo dan berniat mencari batik sekaligus berwisata, pasar klewer dapat menjadi salah satu pilihan bagus untuk itu.

Sumber: Koleksi arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Surakarta

Sumber: Koleksi arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Surakarta

Foto pasar klewer tahun 2024

Sumber: https://travelspromo.com/htm-wisata/pasar-klewer-solo/, “PASAR KLEWER Wisata Belanja & Kuliner - April 2025”, 20 Januari 2024

Foto di dalam salah satu lorong Pasar Klewer

Sumber: https://ekonomi.espos.id/jelang-lebaran-pasar-klewer-solo-masih-terlihat-lengang-2074711, “Jelang Lebaran, Pasar Klewer Solo Masih Terlihat Lengang”, 21 Maret 2025

Foto di dalam Pasar Klewer

Sumber: https://surakarta.go.id.

Foto Pasar Klewer tahun 2025

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 28 April 2025

Foto Pasar Klewer tahun 2025

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 28 April 2025


Pasar Legi

Pasar Legi, merupakan salah satu pasar tertua di kota Solo bersamaan dengan berdirinya kadipaten Mangkunegaran. Pertama kali dibangun pada masa pemerintahan Mangkunegara VII, sekitar tahun 1936. Pasar legi berdiri di tanah seluas 16.640 meter persegi. Pasar Legi merupakan pasar induk besar di Surakarta dengan luas Lahan sekitar 21.900 M² dan luas bangunan 31.000 M², menjadi pusat distribusi hasil bumi ke pasar-pasar lain di Solo. 

Pada 29 Oktober 2018, pasar Legi mengalami kebakaran hebat yang menghancurkan sekitar 250 kios di sisi barat utara pasar akibat korsleting listrik. Pemerintah pusat dan kota Surakarta melakukan revitalisasi besar dengan biaya sekitar RP114,72 miliar, yang selesai pada Januari 2022. Bangunan pasar legi terdiri dari 4 zona, yaitu: blok A, blok B, blok C, dan blok D  yang masing-masing memiliki gedung 3 lantai. Terdiri dari lantai semi rubanah, lantai dasar, serta lantai atap. Penataan di dalam area pasar mencakup 337 unit kios, 1.932 unit los, dan 250 unit plataran.

Pasar legi merupakan pasar tradisional besar di Solo yang menjadi pusat distribusi berbagai kebutuhan pokok, terutama sayur-mayur, buah-buahan, bumbu dapur, dan hasil bumi lainnya. Pasar Legi sebagai pasar induk, menawarkan harga yang cenderung lebih murah, sehingga cocok bagi pengunjung yang ingin membeli komoditas dalam jumlah banyak. Jika ingin mencari kebutuhan pokok yang lengkap dan segar, tentu Pasar Legi dapat menjadi salah satu pilihan bagus.

Sumber: Koleksi arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Surakarta

Foto pasar Legi tahun 2018

Sumber: https://www.kompas.id/baca/lain-lain/2018/01/23/pasar-legi-solo-segera-direvitalisasi, “Pasar Legi Solo Segera Direvitalisasi”, 23 Januari 2018

Foto di dalam Pasar Legi

Sumber: https://money.kompas.com/read/2022/01/20/213300926/revitalisasi-pasar-legi-surakarta-telah-rampung, “Revitalisasi Pasar Legi Surakarta Telah Rampung”, 20 Januari 2022




Foto pasar legi tahun 2022

Sumber: https://www.kompas.com/properti/read/2022/01/18/063000821/asal-usul-pasar-legi-surakarta-yang-segera-diresmikan-basuki?page=all, “Asal-usul Pasar Legi Surakarta yang Segera Diresmikan Basuki”, 18 Januari 2022

Foto Pasar Legi tahun 2025

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 28 April 2025

Foto Pasar Legi tahun 2025

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 28 April 2025.

Pasar Singosaren

Selamat datang di Pasar Singosaren sebuah destinasi legendaris yang terletak di jantung Kota Surakarta. Nama Pasar Singosaren terinspirasi dari nama tokoh yaitu Raden Singosari. Raden Singosari adalah menantu Pakubuwono X dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kota Surakarta sejak didirikan pada tahun 1976. Secara geografis Pasar Singosaren terletak di Sepanjang Jalan Dr. Rajiman No.164, Kemlayan, Kec. Serengan, Kota Surakarta. Pasar Singosaren didirikan pada tahun 1976. Pada awalnya Pasar Singosaren masih berupa pasar tradisional pada awal tahun 1980-an namun dengan adanya sinergi dari Pemerintah Kota Surakarta perlahan-lahan pasar Singosaren yang pada awalnya masih berupa pasar tradisional kemudian beralih menjadi pasar modern pada pertengahan tahun 1980-an. Pasar Singosaren modern dikenal kalangan masyarakat luas dengan sebutan Plaza Singosaren. 

Pasar Singosaren dulunya sebuah pasar tradisional sebelum tahun 1980-an. Para pedagang di Pasar Singosaren menjajakan beraneka macam kebutuhan dan makanan. Namun kejayaan Pasar Tradisional Singosaren tidak berlangsung lama. Pada tahun 1987 jumlah pedagang Pasar Singosaren yang berpindah di Pasar Kembang dan Pasar Kadipolo naik drastis dan berakibat dengan jumlah pedagang di Pasar Singosaren yang menjadi sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Walaupun jumlah pedagang sedikit Pasar Singosaren masih menyediakan tempat untuk menjajakan beraneka macam kebutuhan dan makanan. Kemudian selang 10 tahun Pasar Singosaren berubah menjadi sebuah pasar modern hypermarket yang menjual beraneka macam kebutuhan diantaranya : Pusat Jual beli HP, Toko emas, Matahari Department Store dan lain-lain.

Pada tahun 1998 Plaza Singosaren menjadi salah satu target pembakaran dan penjarahan yang dilakukan oleh segerombolan massa. Gedung Plaza Singosaren yang terdiri dari 3 lantai ludes dibakar oleh massa dan juga toko-toko sekitar Plaza Singosaren turut menjadi target pembakaran pula. Setelah tragedi kerusuhan tahun 1998 Pemerintah Kota Surakarta merevitalisasi Plaza Singosaren pasca kerusuhan dan bangkit menjadi sebuah pasar khusus yang menjajakan aneka barang elektronik, toko emas dan beberapa kali dilakukan kegiatan seperti pemeliharaan pasar rutin dan pengelolaan pasar. Di era sekarang Gedung Plaza SIngosaren memiliki 4 lantai diantaranya ; a. Lantai dasar digunakan sebagai tempat Penjualan HP atau Gadget Store  , b. Lantai 1 digunakan sebagai pusat perbelanjaan pakaian (Matahari Department Store), c. Lantai 2 juga digunakan sebagai tempat Penjualan HP atau Gadget Store  dan d. Lantai 3 digunakan sebagai area parkir. Jadi jika anda mencari sebuah tempat untuk berbelanja produk berupa pakaian, elektronik, Perhiasan ataupun hanya sekedar menikmati suasana Kota Surakarta. Pasar Singosaren menjadi pilihan yang tepat untuk dikunjungi!.

 

Foto Pasar Singosaren Tahun 1979

Sumber : Koleksi dari Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta

Foto sebelum dan sesudah revitalisasi Singosaren.

Sumber : https://catatantigamatahari.blogspot.com/2012/09/pasar-singosaren-plaza.


Foto Pasar Singosaren Tahun 2025

Sumber : Foto Pribadi

Tampak Dalam Pasar Singosaren 

Tampak Luar Trotoar Pasar Singosaren 

sumber: https://solopos.espos.id/ingat-ya-jalan-gatsu-ruas-pasar-singosaren-ngarsopuro-ditutup-sore-ini-1767364 


Pasar Triwindu 

Didirikan pada tahun 1939 sebagai peringatan 24 tahun masa pemerintahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII. Nama "Triwindu" berasal dari bahasa Jawa, yaitu "tri" yang berarti tiga dan "windu" yang berarti delapan tahun, sehingga secara keseluruhan bermakna 24 tahun, yang menandai ulang tahun kenaikan tahta Mangkunegara VII

Awalnya, Pasar Triwindu merupakan pasar malam yang diselenggarakan sebagai hadiah ulang tahun oleh Gusti Noeroel Kamaril kepada ayahnya, Mangkunegara VII. Lokasinya dulunya adalah bekas kandang kuda milik Mangkunegaran di Jalan Diponegoro, Solo

Pada awalnya, pasar ini menjual berbagai kebutuhan sehari-hari seperti kue tradisional, pakaian, majalah, dan koran. Namun, sejak sekitar tahun 1970, pasar ini mulai bertransformasi menjadi pusat penjualan barang antik, seperti lampu gantung, peralatan makan perak, keramik dari China, dan berbagai barang vintage lainnya. Para pedagang bahkan mulai memproduksi barang-barang baru dengan motif antik sehingga pasar ini menjadi surganya barang antik di Solo

Pasar ini sempat mengalami masa kurang terawat, tetapi pada masa kepemimpinan Joko Widodo sebagai Walikota Solo, pasar ini direnovasi dan didesain ulang menjadi dua lantai dengan arsitektur yang mengadopsi budaya Jawa. Setelah renovasi, pada tahun 2011 nama pasar kembali menjadi Pasar Triwindu yang sarat makna sejarahnya.

sumber: https://traditionalshoppingindonesia.id/pasar-triwindu/ 

sumber : Buku Revitalisasi pasar tradisional solo 2014

Foto bagian depan Pasar Triwindu

Foto Samping Pasar Triwindu


Pasar Jongke 

Merupakan pasar tradisional yang berdiri sejak tahun 1992 dan terletak di Jalan Dr. Rajiman, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta (Solo). Awalnya, bangunan pasar ini sederhana dan hanya satu lantai, berfungsi sebagai pusat jual beli kebutuhan sehari-hari seperti daging, sayuran, sembako, pakaian, serta pusat transaksi sepeda bekas yang populer di kalangan kolektor dan penggemar sepeda kuno

Pada masa jayanya di era 1990-an, pasar ini juga dikenal sebagai pusat perdagangan sepeda bekas yang ramai, namun seiring waktu dan perkembangan teknologi serta perubahan gaya hidup, aktivitas jual beli sepeda bekas mulai menurun drastis dan banyak pedagang yang menutup kiosnya

Karena penurunan pengunjung dan aktivitas tersebut, Pemerintah Kota Surakarta melakukan revitalisasi besar-besaran terhadap Pasar Jongke mulai Juli 2023 dengan konsep ramah lingkungan dan ramah difabel. Revitalisasi ini selesai pada Juli 2024 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Kini Pasar Jongke memiliki bangunan tiga lantai dengan arsitektur bergaya kolonial Belanda, luas 29.542 meter persegi, dan menampung sekitar 2.100 unit lapak yang terbagi dalam kios, los, dan oprokan. Pasar ini bertransformasi menjadi pusat oleh-oleh makanan khas Solo serta pusat belanja kebutuhan sehari-hari yang lengkap dan menjadi destinasi ikonik di Solo

Pasar Jongke juga menyimpan nilai budaya dan sejarah yang kental, menjadi saksi perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat Solo sejak zaman kolonial hingga kini, serta tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi yang vital dan tempat bersosialisasi bagi warga setempat.

Foto Bagian Depan Pasar Jongke Sebelum Revitalisasi

Sumber : Tribun solo

Bagian Dalam Pasar Sebelum Revitalisasi 

Bagian Depan Pasar Jongke Setelah Revitalisasi

Sumber : Kompas https://images.app.goo.gl/EJZG7nBXmts9z8KM9

Bagian Dalam Pasar Jongke 2024 (setelah revitalisasi)

Sumber : Lowakarta.com https://images.app.goo.gl/iqYEWDJ353TKMYeHA


Pasar Gedhe Hardjonegoro

(Foto Pribadi tahun 2025)

(Foto pribadi 2025)

(Foto Pribadi 2025)

(Foto pribadi tahun 2025)

Pasar Gede ikonik khas Solo yang terkenal dengan wisata kulinernya yang menjadi pusat para pelancong menikmati aneka masakan jawa. Pasar Gede ternyata mengalami tiga masa yaitu masa kolonial, masa kemerdekaan, dan masa sekarang, pasar yang berdiri tahun 1930 ketika masa pemerintahan Paku Buwana X. Gaya bangunan dari Pasar Gedhe yang terlihat berciri khas bangunan jawa dan belanda ini adalah hasil desain arsitek Belanda Thomas Karsten.  Dahulu Pasar Gede terkenal akan komoditasnya yang mahal dan berkualitas, karena dulu pasar gede menjadi pusat perbelanjaan para kaum tionghoa. Karena lokasinya yang berada di perkampungan pecinan, pemilik kios-kios di sana pun diisi oleh orang-orang berketurunan Tionghoa. pasar gedhe yang berada disekitar lingkungan perkampungan China ini hingga sekarang telah menjadi bangunan cagar budaya yang masih dilestarikan. Pada tahun 1999 Pasar Gedhe mengalami kebakaran besar akibat korsleting listrik. Saat itu Pemerintah memiliki rencana pembangunan ulang Pasar Gedhe menjadi Pasar modern dengan rencana penambahan lantai 3. Namun rencana tersebut ditolak oleh banyak pedagang, karena dinilai mengubah nilai kebudayaan, ekonomi, dan sosial. Alhasil bangunan Pasar Gedhe masih tetap terlihat sama hingga sekarang. 

Pada tahun 2010-2015 Pemerintah Kota Surakarta memiliki rencana pembangunan dengan tema “ Pengembangan Manifestasi Karakter Budaya Kehidupan Masyarakat Yang Sejahtera” dengan mencakup tiga poin utama yaitu penguatan ekonomi kerakyatan, pengembangan budaya jawa untuk menguatkan citra Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pengembangan kota Surakarta sebagai kota budaya yang berbasis lingkungan (Ceo Cultural City). Poin utama dalam visi penataan pasar yang menjadi bagian penting Solo masa kini adalah Solo masa lalu. Dengan penguatan berbasis lingkungan dan budaya tanpa mengubah bentuk keasliannya, salah satunya pasar Gedhe. Pemerintah Kota Surakarta masih mempertahankan bentuk keaslian bangunan dengan model Jawa dan Belanda. Hanya saja jika dilihat dari tahun ke tahun 2015 hingga sekarang Pasar Gedhe mengalami perubahan sarana dan prasarana di sekitarnya. Mulai tahun 2016 disekitar jalan-jalan pasar dilengkapi dengan jalur khusus tuna netra. Jembatan layang dihilangkan, adapun penambahan jalur transportasi bus bst sebagai Pasar Gedhe menjadi shelter pemberhentian bus, parkiran montor juga dirubah, banyak umkm-umkm kecil yang disekitar jalanan Pasar Gedhe, dan ruko-ruko yang sudah terlihat lebih rapi. 

(sumber : google maps tahun 2015)

(sumber : google maps tahun 2015)

(sumber : google maps tahun 2015)

(sumber : google maps tahun 2016)

Sumber : Harsasto Priyatno. 2018. STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA BERBASIS BUDAYA: Revitalisasi Pasar Gede di Kota Surakarta. Jurnal Politik. Vol. 9 (1), 35-46. 





Sumber Buku:

Sumber: Koleksi buku di ruang baca, Depo Arsip Kota Surakarta

Sumber: Koleksi buku di ruang baca, Depo Arsip Kota Surakarta

Sumber: Koleksi buku di ruang baca, Depo Arsip Kota Surakarta

Sumber: Koleksi arsip buku di ruang arsip in-aktif , Depo Arsip Kota Surakarta

Sumber: Koleksi arsip buku di ruang arsip in-aktif , Depo Arsip Kota Surakarta

Sumber: Koleksi arsip buku di ruang arsip in-aktif , Depo Arsip Kota Surakarta

Link Google drive, daftar arsip pasar, dari Dinas Pengelolaan pasar surakarta: https://drive.google.com/drive/folders/1B7pgrHIerUwpGhvJXcmKL2Yc4D5jVKVo?usp=sharing 

REVITALISASI PASAR DI KOTA SURAKARTA

Pendahuluan Pasar merupakan pusat perdagangan yang memiliki peran penting dalam perkembangan kota. Selain menjadi pusat perdagangan pasar ju...